menu melayang

16 September 2005

Minggu pagi yang penuh jengah…

 Sudah kuduga, menjalin cinta hanya akan menyesakkan

Sesak oleh segala ketertakutan akan kehilangan dirimu
Sesak oleh segala kerinduan sekedar ingin mendengar suaramu

Tak peduli pulsa ponselku yang kian menipis
Ku terus saja mengirimkan SMS padamu
Ucapkan selamat pagi, semoga hari ini indah, jangan lupa makan, mimpi indah, dan segala…

Tak peduli tagihan rekening teleponku membengkak
Terus saja ku tak jenuh mendengar segala ucapmu
Kisahmu hari ini, canda tawa, masalah sekolah, mimpi burukmu tadi malam, dan segala…

Dan hal yang selalu ini kutakutkan datang juga
Mimpi buruk yang menjadi nyata
Tak ada lagi rona muka memerah saat kuucapkan rindu
Tak ada lagi getaran manja saat kucoba merayu
Adakah kebosanan tengah menghinggapimu?

Ah, kasih…
Dulu kau begitu bertanya-tanya saat sehari saja ku tak meneleponmu
Dulu kau tak mampu tertidur pulas saat tak ada belaian ucapan selamat tidur SMS-ku
Tapi kini segalanya berubah…
Adakah kau tak lagi cinta?

Dulu, ya, dulu, setiap ku meneleponmu, dan kubertanya apa yang sedang kau lakukan, kau selalu
menjawab: “Aku sedang merindukanmu…”
Tapi kini…
“Aduh, aku sedang mengerjakan PR…”
“Maaf ya, aku sedang makan malam bersama keluarga…”
“Seharian tadi aku lelah, sekarang aku baru saja mau mencoba tidur…”
Dan segala yang begitu membuatku kecewa

Selama ini aku selalu berusaha untuk mengerti, memahamimu…
Selama ini aku senantiasa bertahan berprasangka baik padamu…
Tapi harus ku akui, aku mulai lelah, jengah…

Ah, tapi tetap saja aku cinta…
Tetap saja aku takut kehilangan dirimu…

Bersama segala bayangan indah yang kian memudar, aku menjalani hari
Hari-hari yang sesak merindukanmu, merindukan segala manjamu dulu…
Adakah suatu saat nanti kau ‘kan berucap kata pisah?
Entahlah, aku sendiri sedang tak seyakin dulu
Dan yang kulakukan kini hanyalah bertahan dan terus bertahan
Menanti segalanya menjadi pasti…

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel