Kau egois sekali!
Semalam kau tak datang tanpa bilang
Dan kau biarkan aku menunggu dan terlalu
Aku menjadi kesepian
Dan sedih kembali kau tak penuhi janji
Kau tak pernah mengerti aku
Aku yang kau anggap tegar, sebenarnya rapuh
Dan aku lemah
Aku tak punya cukup tenaga untuk mengerakkan ke-32 otot wajah ini
Lalu aku tersenyum, dan kau pun tersenyum
Kau tak pernah merasa bersalah rupanya?
Dan semalam lagi-lagi kau tak tepati janji
Membiarkan aku sendiri dan sepi
Sesaat aku menjadi benci
Namun, dalam kesendirian semalam, aku kembali merasakannya
Rasa sepi tanpa kau
Dan kembali kusadari, betapa berartinya kau dalam hidupku
Kesepian semalam menyadarkan aku kembali akan artimu
Dan kembali aku takkan dapat menggerakan ke-32 otot wajah ini
Dan kau pasti lagi-lagi tidak akan merasa bersalah
Dan pagi tadi kau mengetuk keras jendela kamarku
Satu hal yang hampir tidak pernah kau lakukan
Mengapa? Kau takut pada ayahku karena menggangguku sepagi ini?
Tapi aku tak pernah tak senang mendengar lirihmu memanggilku
Dan sesaat setelah jendela aku buka, aku mendengar kau berkata maaf
Aku tak mempercayainya, mungkinkah itu kau, atau aku yang mengigau
Lalu kau berikan bunga, dan lagi-lagi bunga itu, melati!
Tak adakah bunga yang lebih baik darinya yang harus kau berikan padaku sepagi ini?
Tapi tetap saja hal itu cukup membuatku bahagia, lalu tersenyum
Lalu kau pergi begitu saja, lari
Dan aku lagi-lagi sendiri sepagi ini
Ah, tapi tetap saja aku tak bisa tidak membanggakanmu
Kau seorang pria biasa dengan cinta yang tak biasa!
Untuk Khajeya dan cinta sepagi ini selamanya
Dhillah